
doc pribadi: Selfi pagi
Seperti ini lho curhatan ku sekarang, bakal panjang ya kalo ngopi bisa abis segelas ditemani roti bakar Bandung, hujan-hujan enak lho😉.
Alasan panjang, Ya Tuhan manajemen waktu ku kacau balau akhir-akhir ini sebagai anak baru 6 bulan dikantor aku harus banyak belajar tentang pekerjaan di kantor, merancang projek kecil-kecilan, development sales kit, dan titekbengek lainnya. Terus lagi aku ga ada habis mengeluh ( bukan tidak bersyukur) ampun ya Tuhan aku ingin bercerita saja, jarak kekantor dari petakan ku ini lumayan jauh menghabiskan waktu 1,5 jam Transjakarta, wah, dalam perjalanan bisa menulis? Kagak, aku milih tidur atau aku menikmati lagu-lagu galau yang belakangan ini banyak menjadi soundtrack cerita cintaku yang aku ceritakan lagi disini😍. Setelah ku cerita cinta ku yang kelihatan memang udah persipakan untuk sakit hati huhu( persilahkan orang menyukaiku dan ku sambut perhatiannya setelah itu bukan lancar jaya seperti tol dan my romance’s life langsung terus naik saham, tidak temans. Sudah ku prediksi dan prepare dari awal juga, kalau mau buka hati harus siap luka juga, kek kita nyeker ya kalo udh buka sandal ya siap aja ada beling , kerikil duri yang nusuk ditelapak kaki, kira-kira begitulah.
Jatuh cinta diusia ku sekarang yang jelas bukan cinta monyet lagi apalagi terbiasa adat orang Indonesia, seriusin biar nikah dan jadi jodoh. Aku si ga tau juga kedepannya gimana tapi kali ini jatuh cinta dengan dia seperti ada episode nya tiap minggu kalau didrakorin kayaknya bisa juga😃. Jadi, setiap jumat sore itu jadwal dating kita la, ya sekedar makan kwetiau di warung pinggir jalan Pakde , bagi yang di kwetiau Singapore ya kayak gini receh, tapi ya buat kami berdua ya cukup. Lha, satu kantor kan tiap hari ketemu, ketemu iya tapi untuk kasih perhatian itu ga sempet, saling sayangan ga sempet, projek masing-masing aja bikin keleyengan😀. Ya, sesekali dia bisa la flirting gitu aja, ya kita si emang ga niat backstreet apalagi publish, ya …namanya juga dikantor, yang jelas masih terjaga sikap kamu berdua selama dikantor ya jadi partner kerja seutuhnya, tentang hati kami cukup dewasa😍😍.
Jadwal hanya jadwal ketika projek masing-masing kami sampai hari jumat itu lembur masing-masing juga, ga ad waktu untuk dating sekedar ke pantai nikmatin angin sore di pantai deket kantor, deket si naek motor 5 menit saja kesana. Sekedar mengantar ku pulang pun ga sempat.
Aku sempet baper dengan mendengarkan lagu-lagu galau dari Tri Suaka dan Nabila menepi, sialannya hampir sebulanan itu diperjalanan pulang kerja aku menikmati lagu itu dengan hati ku terluka. Aku dicuekin, aku merasa hanya sebagai pelampiasan disaat dia sedih, dia kesepian, dia capek dan disaat dia ada projek kemudian dia berhasil dengan segala kesibukannya dia, dia seperti melupakan keberadaanku. Dan aku terkapar sendiri dengan segala pikiran ” Taik, aku hanya persimpangan” Lagi, dan lagi. Minggu berikutnya, ya sudah aku akan coba menghindari dia.
Ternyata dia menyadari, aku mencoba menghindari dia lagi dia memberi ku perhatian dan dating time lagi, aku berusaha membuat diriku biasa aja dengan segala itu, biasa aja Jul, tetap saja aku ini persinggahan dia.
Wah, persinggahan? Maksudnya gimana ni apakah aku jadi yang kedua, bisa jadi😉 aku jadi yang kedua setelah karirnya dan juga bukan prioritasnya, bisa jadi juga aku memang yang kedua, dan aku gak akan cari tau juga, ku pikir. Tapi kok masih mau? Hati hanya yang merasakan la yang tau, kalau belum rasain kita hanya bisa judge, komen, nyinyir dan ya baiknya nasehat. Kalau udah urusan hati kadang sampai ada yang toxic tapi dalam kamus ku kalau sudah menyakiti dan toxic segera lepaskan. Curhatan ku kek gini yang jafi alarm ku lepas atau tidak kedepannya, jadi ada pengingatnya sudah sampai mana aku berpetualang dengannya, masih bisa dilanjutkan atau tidak. Ada pengingatnya.
Disaat kegalaun yang ku matangin sendiri, ah se-sensitif itu aku sekarang, whats wrong with me? Umurkah, matengkah atau normalnya emang gitu? Entahlah.
Ngambeknya aku tu ke dia hanya sekali tersampaikan gegara bener-bener aku dicuek dan aku ungkapin kedia malah aku ditertawai , heuh kan kurang adem tu orang. Aku juga pancing curhat tentang ya kehidupan diluar kantor ya dari respon dia, aku bukan prioritas, dan dari aku sendiri , g abisa curhat, ngadu, mewek tentang keadaan diri ku, sekedar bilang aku demam aja ga bisa. Pernah aku emang lagi pusing gitu dan aku ga banyak omong tapi dia cuma liatin aja ga aksih perhatian gimana-gimana dari situ lagi dan lagi aku membujuk diri ku, sudah lah, biasa saja. Lagian aku emang tidak terikat hubungan yang arahnya jelas. Sudah lah Jul, begitu cara meghindari rasa sakit hati. Perhatian dia semusim saja, kadang-kadang.
Tapi, bagaimana dia ke aku, dia curhat semua masalah, keadaan terburuk dia, respon ku gimana, aku menyemangati, aku peduli, mendoakan dan aku masih kirim emot kiss buat dia tetap semangat, biar tidak terlihat aku coba cuek aku masih berusaha memanjangkan chat dan obrolan tentang dunia dia. Memberi pujian juga tak lupa.
Aku emang pendengar yang baik, tapi aku tidak sebodoh yang dulu untuk memberi wejangan sok pinternya diriku atau kadang akau memberi solusi cerdas untuk sebuah masalah, sedangkan masalahku saja menumpuk. Perjalanan hati ku dengan dia ini, aku merasa muak memberi perhatian, aku malah belajar menjadi selfish kan ga bagus tapi hati ku tergerak begitu. Karena aku merasa aku pantas dicintai,aku tak ingin aku yang berusaha keras aku ingin menjadi princess aja sesekali. Mimpih wkwkw. Ah, bodo la emang hidup dunia ini tentang mimpi dan bangun, liatin aja gimana kedepannya kan.